Jumat, 06 Januari 2012

TAPAL BATAS


Penulis Adalah Kord Devisi Keilmuan (HIMASOS: Prodi Sosilogi) Bidang Kajian
Social , Agama,  Ekonomi, Dan Politik. Fakultas Dakwah
IAIN Sunan Ampel Surabaya
Emil:ysfamin@yahoo.co.id/
blog:aminyusufys.blogspot.com

Goyahnya Daerah Perbatasan Kalimantan&Malaysia
Rabu 30/11 di acara mata najwa yang disiarkan oleh Televisi
nasional yaitu Metro Tv yang bertema tentang “ Tapal Pembatasan” disana diundang salah satu perwakilan dari desa temajo yang merupakan daerah perbatasan kalimantan dengan malaisia, dalam pembahsan tersebut mulyadi sebagai kepala desa temajo di kalimnatan,menyatakan tentang daerahnya yang sangat berdampingan dengan malaisia, salah satu dari pernyataan pak mulyadi sebagai kepala desa temajoadalah :
Bahwa masyarakat daerah perbatasan di Kalimantan mengiginkan inprastruktur kawasan dimana masyarakat tinggal, seperti pembangunan desa didaerahnya desa temajo. Masalah penerangan, seperti listrik karna didesanya masyarakat hanya bisa mengunakan mesin untuk menerangi daerahnya yang kekuatannya hanya bisa 3-4 jam saja dalam seharai semalam.
Sumber daya manusia, masi di jauh dari harapan seperti pendidikandan lain sebagainya.sulitnya untuk mendapatkan pendidikanyang layak semenatara di daerah sekitanya yang punya malaisis meskipun berada di pinggiran tetap sejahtra dan pendidikan tetap terpasilitasi.
Menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan menumbuhkan nasionalisme bangsa indonesia agar masyarakat daerah perbatasan bisa tetap mempunyai jiwa nasionalisme dan paham akan dasar negara indonesia yang ada dalam pancasila.
Dan juga masalah pasilitas kesehatan yang juga menjadi prioritas masyarakat daerah perbatasan pada umumnya, namun masalah pasilitas untuk kesehatan di daerah perbatasan itu sangat sulit, sperti puskesmas, posyandu, dan klinik. Kana biasanya sering terjadi masyarakatn daerah perbatasan indonesia malaisia ini ketika mengalami gannguan kesehatan mereka banyak berobat ke malaisia, apalagi bagai ibu yang sedang hamil besar, untuk melahirkan anaknya mmereka jauh-jauh hari harus pinda ke malisia untuk antisipasi kelahiran anakanya, dan mereka melahirkan anaknya di malaisia, di samping jangkauannya memadai dan fasilitasn tersedia semua sehingga mereka lebih memilih pindah kemaliasi untuk melahirkan anaknya.
Dan dari pernyataan pak mulyadi sebagai kepala desa temajo yang ada di daerah perbatasan kalimantan malaisia juga mengkhawtirkan bahwa anak-anak orang indonesia yang di lahirkan di malaisia juga di pasilitasi akte kelahiran malaisia,maka secara otomatis si anak nantinya kalau besar bisa menajadi wagra malaisia,(ucap kepala desa temajo itu)
Maka dengan demikian kami sebagai warga indonesia dan salah satu putra daerah kalimntan mengiginkan pemerintah baik daerah, maupun pemerintah pusat tetap bisa mempertahankan NKRI sebagai tanah air yang tanpa ada deskriminasi sosial ekonomi, dan meminta agarmasyarakat disana (perbatasan) harus di sejahtrakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sample text

Social Icons

Powered By Blogger

Ads 468x60px

Social Icons

Featured Posts