Jumat, 11 Mei 2012

FEMINISME DAN GERAKAN PEMBEBASAN PEREMPUAN (VERSI NAWAL EL-SAADAWI)


DOKTRIN BUDAYA PATRIARKI DAN GERAKAN PEMBAHARUAN
(Sebuah kajian feminism refleksi atas pemikiran nawal el-saadawi)

Oleh : Amin Yusuf
Saya tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk
Menyembah kepada ku (Allah).
Sesungguhnya kemulyaan di di hormati tuhan (Allah) bukanlah, harta, kekayaan
Bukan pula kecantikan, dunia yang serba ada, akan tetapi,
Kemulyaan yang di ridoinya dan di hormatinya adalah ketaqwaan manusia kepada allah
Tuhan semesta alam yang maha pengasih (ar-rahman) kepada seluruh mahluk-di dunia maupun
Akhirat, dan maha penyayang (ar-rahim) di akhirat nanti.


Mari kita kaji isi dari (penggalan arti dari firman-Nya) di atas . pernyataan itu yang sebenarnya mengandung beberapa arti tergantung kita mau melihat dari sudut padang mana ayat tersebut di kategorikan. Di sini penulis akan merefleksikan arti dari pada kata-kemulyaan seperti yang tertulis di atas. Dengan tafsiran terhadap perempuan di sisi Allah dan perempuan di sisi manusia sebagai mahluk yang mulya dan sempurna (taqwiim) sebagaimana dalam firman-Nya dalaam surat at-tiin yang berbunyi laqad khalaqnal insaana fii ahsani taqwiim, (sunnguh aku ciptakan manusia itu dalam keadaan sempurna). Ini merupakan sebuah apresiasi tuhan kepada manusia untuk di jadikan sebagai suatu keistiwaan bagi manusia baik laki-laki atau perempuan. Tuhan tidak mengukur dari mana, siapa, dan kalangan mana mereka akan di golonglkan sebagai orang yang smpurna, hanya saja tuhan menkategorikan orang-orang yang sempurna adalah orang yang mempunyai ketaqwaannya kepada sang pencipta. Sebenarnya dua ayat yang berbeda itu mempunya korelasi yang sangat dekat dan akan selalu bergandengan di setiap ada permasalah sosial yang telah membumi hingga saat ini antara laki-laki dan perempuan menjai bahan perbincangan para intelektual, baik muslim atau non muslim. Yang satu bilang perempuan mau di posisikan dimana saja, tetap pada korenah lemah, tak kuat, dan mudah tersinggung, dan laki-laki orang yang di anggap kuat, dan tidak gampang tersinggung, hal ini seakan  menjadi ideology  para lelaki khusunya para pakar ilmuan, yang berintelektual tinggi yang menganggap perempuan mendapatkan subornasi dan marjinalisasi hak dan kewaiban secara sosial bukan secara bilogis.
Tuhan mana  janjimu kepada segenap manusia dimuka bumi yang pada dasarnya antara laki-laki dan perempuan adalag sama di hadapannmu . kenapa saat ini masih banyak kaum perempuan menjadi celahan laki-laki karna kelemahannya yang selama ini di anggap mengahmbat peran dalam beraktivitas , janji itu adalag untuk saling mengargai, menolong antara satu dengan lainnya (ta’aawanu) dan bukan menngucilkan sebagaimana yang terjadi pada zaman kegelapan bangsa quraiys dahulu dimana bangsa ini sangat melecehakn perempuan sampai-sampai anak yang lair perempuan di kubur-hidup-hidup.
Kami (manusia) tahu Sesungguhguhnya bukan itu yang di kehendaki oleh tuhan, penyiksaan, dan imtimidasi kepada perempuan adalag bentuk perilaku setan yang tidak pantas ada di muka bumi ini. Agam ini sunnguh menjadikan sebuag peradaban yang cemerlang bagi pembebasan kaum tertindas dari budaya gelap (dzulmun), menerangi segenap penjuru dunia, membebaskan, mendaulatkan peradaban, dan menghargai satu sama lain tanpa ada lagi penghianatan agama, dan budaya. Agama, dan budaya itu terus berkembang menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang terus maju, mengingat satu dengan lainnya (perempuan dan laki-lai) adalah hamba (abd ) tuhan yang mempunyai derajat, kemulyaan yang sama ketika mereka mempunya keimnan, dan ketawaan kepada-Nya. Inilah yang kami sebut dengen gema pembebasan atas segala praktik perbudakan, budaya patriarki, intimidasi, deskriminasi pada perempuan. Dan ini harus di ghapus di muka bumi karena tidak sesuai dengan ajran agama, dan tataanan sisial. Lantas dengan demikian maka ada beberapa kata konci yang akan kami ungkap secara sederhana dalam artikel ini, yaitu tentang persamaan antara laki-laki dan perempuan di sisi Allah dan di sisi sesame. Sebuah refleksi atas pemikiran nawal-el-saadawi.
Penulis sengaja menceritakan dan merefleksikan dari pemikirannya nawal-karena penulis sangat setuju dengan perktaan nawal-dalam sebuah novelnya yang menceritakan tentang sesosok perempuan yang di penjara karena telah membunuh suaminya. Dan pada saat penelitian Nawal el-saadawi sempat bertemu dengannya. Dia (perempuan) tersebut mendapatkan perlakuan yang sangat tidak manusiawi dari seorang laki-laki yang tida lain adalah suaminya.
Dalam novel tersebut nawal menyebutkan tokoh nya bernama firdaus yang selama itu selalu mendapatkan siksaan dari kaum laki-laki, diperlakukan dengan tidak manusiawi, dan bertentangan dengan hukum alam yang mengatur tentang hak-persamaan laki-laki dan perempuan dari segi sosial budak dari sesi biologis.
Nawal adalah adalah seorang perempuan di lahirkan di kota Kafr Tahla kairo mesir pada tanhun 1931 dimana pada tahun itu negara  mendapatkan tekanan dari klonial. Belaia dalah pejuang para kaum hawa yang menginginkan pembebasan atas deskriminasi yang selam bertahun tahun menjadi kebudayaan bangsa arab yang memperlakukan perempuan pada psosia yang sangat rendah.  Menurut beliau (Nawal)   penidasan yang di lakakukan oleh bangsa arab kepada perempuan si sebabkan karena budaya patriarki yang berbelihan yang turun temurn dari nenek moyang mereka, sehingga menurtnya (Nawal) ini harus di cegah dan perempuan harus berani memberontak atas dominasi kaum laki-laki yang menganggapnya melecehkan kaum perempuan. Nawal mengambarkan terhadap pembelenguan pada wanita bukan di sebabkan kerena agama sebagamana yang telah di uranikan oleh para kaum teori sosial seperti aliran fungsional, akan tetapi permasalahan ini juga menyangkut pada ranah ekonomi, dan politik negara. Perempau harus kuat dan berani mengunngkap tabir fikiran, yaitu kesadaran palsu, permpuan lemah. Karena hal ini hanyalah perempuan sendiri yang bisa menyelesaikan permasalah yang konplek ini. Dengan menolak norma-dan nilai yang selama itu menjadi kemapanan bagi laki-laki. Nawal adalah gerakan revormis perempuan di negaranya. Sampai-sampai dia mendapat tekanan dari berbagai kalangan terutama tekanan dari penguasa mesir. Dan dia pernah di penjara pada era resim Sadat di mesir kerena di tuduh membuat kejahatan kepada negara.  Dia mengatakan apa yang di lakukan adalah tidak sekedar dari perjuangannya untuk membebaskan bangsa dan negara dari saling menindasa antara dominasi atas terhadap kaum lemah (permpauan). El-saadawi juga mengatakan bahwa agama bukanlah salah satunya jalan untuk menyelesaikan marjinalisasi, deskriminasi atas perempuan yang di lakukan oleh laki-laki pada budaya patriarki bangsa arab di mesir, akan tetapi, kata el-wanita itu sendirilah yang bisa mematahkan dominasi laki-laki pada perempuan, dengan jalan membentuk suatu gerakan, seperti yang di bentuknya gerakan perempuan seperti (Arabic Women's Solidarity Association) yang dia sendiri menjadi pelopornya. Hanya dengan ini maka segala norma-dan nilai kemapanan laki-laki akan bisa di samakan. Tak lepas dari ini Indonesia juga mebentuk sebuah perlawanan atas penindasan gender yang di lakukan oleh laki-laki. Seperti gerakan perempuan dan kretek. Disana symbol perlawanan orang perempuan adalah rokok. Karena dengan rokok segala hegemoni laki-laki akan bisa ternetralisir.
Jadi inti dari pemikiran nawal-el-saadawi terhadap gema pembebesan perempuan dalam teorinya adalah antara agama dan budaya bukan-lah jalan-satu-satunya untuk menentukan kehiduoan yang mulya seperti yang telah di gambarkan oleh ayat di atas melainkan perjuangan dan kerja keras seseorang untuk mendapatkan kebebasan itulah yang di sebut dengan “membongkar dokrtin patriarki menuju pembebasan” sehingga posisi agama yang seharusnya dan bahkan wajib di taati sebagai dasar pembebesan sebagaimana perjuangan nabi membebaskan tradisi bangsa arab yang pada jaman jahiliyah (kebodohan) perempuan di siksa,dan bahkan di kubur hidup-hidup. Dengan demikian puncak pencapaian kemerdekaan manusia secara sosiologis adalah manusia bebas berepresi, bebas memilih dan menentukan nasibnya sendiri dengan melalui bekerja, beribdah kepada tuhan. Karena nasib bukanlah berada di tangan tuhan melainkan berada di tangan manusia itu sendiri.    
Mari jadikan sebuah kehidupan ini sebagai aktivitas yang memberi manfaat bagi orang lain, jadikan kesuksesan, kejayaan, dan keindahan di dunia, sebagai  bekal menuju kehidupan yang ebih hakiki. Tidak ada lagi penghinaan, melecehkan atas sesame mahluk karena pada intinnya manusia adalah mahluk yang mulya, bermartabat baik perempuan dan laki-laki. Semuanya di sisi tuhan sama tidak ada laki-laki yang lebih kaut, lebih mulya, dan juga tidak perempuan yang lebih lemah. Karena hanya ketaqwaan manusia yang sesungguhnya di muliakan oleh allah (tuhan semesta alam.)







Penulis Adalah Mahasiswa Sosiologi IAIN
Sunan Ampel Surabaya Pengiat Kajian
masalah Sosial dan Agama 

1 komentar:

  1. mulayakanlah perempuan itu... akrena dia di ciptakan untuk membuat manusia lebih tentram (mawaddah)

    BalasHapus

Sample text

Social Icons

Powered By Blogger

Ads 468x60px

Social Icons

Featured Posts