DOKTRIN BUDAYA
PATRIARKI DAN GERAKAN PEMBAHARUAN
(Sebuah kajian
feminism refleksi atas pemikiran nawal el-saadawi)
Oleh : Amin
Yusuf
Saya
tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk
Menyembah
kepada ku (Allah).
Sesungguhnya
kemulyaan di di hormati tuhan (Allah) bukanlah, harta, kekayaan
Bukan
pula kecantikan, dunia yang serba ada, akan tetapi,
Kemulyaan
yang di ridoinya dan di hormatinya adalah ketaqwaan manusia kepada allah
Tuhan
semesta alam yang maha pengasih (ar-rahman) kepada seluruh mahluk-di dunia
maupun
Akhirat,
dan maha penyayang (ar-rahim) di akhirat nanti.
Mari
kita kaji isi dari (penggalan arti dari firman-Nya) di atas . pernyataan itu
yang sebenarnya mengandung beberapa arti tergantung kita mau melihat dari sudut
padang mana ayat tersebut di kategorikan. Di sini penulis akan merefleksikan
arti dari pada kata-kemulyaan seperti yang tertulis di atas. Dengan tafsiran
terhadap perempuan di sisi Allah dan perempuan di sisi manusia sebagai mahluk
yang mulya dan sempurna (taqwiim)
sebagaimana dalam firman-Nya dalaam surat at-tiin yang berbunyi laqad khalaqnal insaana fii ahsani taqwiim, (sunnguh
aku ciptakan manusia itu dalam keadaan sempurna). Ini merupakan sebuah
apresiasi tuhan kepada manusia untuk di jadikan sebagai suatu keistiwaan bagi
manusia baik laki-laki atau perempuan. Tuhan tidak mengukur dari mana, siapa,
dan kalangan mana mereka akan di golonglkan sebagai orang yang smpurna, hanya
saja tuhan menkategorikan orang-orang yang sempurna adalah orang yang mempunyai
ketaqwaannya kepada sang pencipta. Sebenarnya dua ayat yang berbeda itu
mempunya korelasi yang sangat dekat dan akan selalu bergandengan di setiap ada
permasalah sosial yang telah membumi hingga saat ini antara laki-laki dan
perempuan menjai bahan perbincangan para intelektual, baik muslim atau non
muslim. Yang satu bilang perempuan mau di posisikan dimana saja, tetap pada
korenah lemah, tak kuat, dan mudah tersinggung, dan laki-laki orang yang di
anggap kuat, dan tidak gampang tersinggung, hal ini seakan menjadi ideology para lelaki khusunya para pakar ilmuan, yang
berintelektual tinggi yang menganggap perempuan mendapatkan subornasi dan
marjinalisasi hak dan kewaiban secara sosial bukan secara bilogis.
Tuhan
mana janjimu kepada segenap manusia
dimuka bumi yang pada dasarnya antara laki-laki dan perempuan adalag sama di
hadapannmu . kenapa saat ini masih banyak kaum perempuan menjadi celahan
laki-laki karna kelemahannya yang selama ini di anggap mengahmbat peran dalam
beraktivitas , janji itu adalag untuk saling mengargai, menolong antara satu
dengan lainnya (ta’aawanu) dan bukan menngucilkan sebagaimana yang terjadi pada
zaman kegelapan bangsa quraiys dahulu dimana bangsa ini sangat melecehakn
perempuan sampai-sampai anak yang lair perempuan di kubur-hidup-hidup.
Kami
(manusia) tahu Sesungguhguhnya bukan itu yang di kehendaki oleh tuhan,
penyiksaan, dan imtimidasi kepada perempuan adalag bentuk perilaku setan yang
tidak pantas ada di muka bumi ini. Agam ini sunnguh menjadikan sebuag peradaban
yang cemerlang bagi pembebasan kaum tertindas dari budaya gelap (dzulmun), menerangi segenap penjuru
dunia, membebaskan, mendaulatkan peradaban, dan menghargai satu sama lain tanpa
ada lagi penghianatan agama, dan budaya. Agama, dan budaya itu terus berkembang
menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang terus maju, mengingat satu dengan
lainnya (perempuan dan laki-lai) adalah hamba (abd ) tuhan yang mempunyai derajat, kemulyaan yang sama ketika
mereka mempunya keimnan, dan ketawaan kepada-Nya. Inilah yang kami sebut dengen
gema pembebasan atas segala praktik perbudakan, budaya patriarki, intimidasi,
deskriminasi pada perempuan. Dan ini harus di ghapus di muka bumi karena tidak
sesuai dengan ajran agama, dan tataanan sisial. Lantas dengan demikian maka ada
beberapa kata konci yang akan kami ungkap secara sederhana dalam artikel ini,
yaitu tentang persamaan antara laki-laki dan perempuan di sisi Allah dan di
sisi sesame. Sebuah refleksi atas pemikiran nawal-el-saadawi.
Penulis
sengaja menceritakan dan merefleksikan dari pemikirannya nawal-karena penulis
sangat setuju dengan perktaan nawal-dalam sebuah novelnya yang menceritakan
tentang sesosok perempuan yang di penjara karena telah membunuh suaminya. Dan
pada saat penelitian Nawal el-saadawi sempat bertemu dengannya. Dia (perempuan)
tersebut mendapatkan perlakuan yang sangat tidak manusiawi dari seorang
laki-laki yang tida lain adalah suaminya.
Dalam
novel tersebut nawal menyebutkan tokoh nya bernama firdaus yang selama itu
selalu mendapatkan siksaan dari kaum laki-laki, diperlakukan dengan tidak
manusiawi, dan bertentangan dengan hukum alam yang mengatur tentang
hak-persamaan laki-laki dan perempuan dari segi sosial budak dari sesi
biologis.
Nawal
adalah adalah seorang perempuan di lahirkan di kota Kafr Tahla
kairo mesir pada tanhun 1931 dimana pada tahun itu negara mendapatkan tekanan dari klonial. Belaia dalah
pejuang para kaum hawa yang menginginkan pembebasan atas deskriminasi yang
selam bertahun tahun menjadi kebudayaan bangsa arab yang memperlakukan
perempuan pada psosia yang sangat rendah. Menurut beliau (Nawal) penidasan yang di lakakukan oleh bangsa arab
kepada perempuan si sebabkan karena budaya patriarki yang berbelihan yang turun
temurn dari nenek moyang mereka, sehingga menurtnya (Nawal) ini harus di cegah
dan perempuan harus berani memberontak atas dominasi kaum laki-laki yang
menganggapnya melecehkan kaum perempuan. Nawal mengambarkan terhadap
pembelenguan pada wanita bukan di sebabkan kerena agama sebagamana yang telah
di uranikan oleh para kaum teori sosial seperti aliran fungsional, akan tetapi
permasalahan ini juga menyangkut pada ranah ekonomi, dan politik negara.
Perempau harus kuat dan berani mengunngkap tabir fikiran, yaitu kesadaran
palsu, permpuan lemah. Karena hal ini hanyalah perempuan sendiri yang bisa
menyelesaikan permasalah yang konplek ini. Dengan menolak norma-dan nilai yang
selama itu menjadi kemapanan bagi laki-laki. Nawal adalah gerakan revormis
perempuan di negaranya. Sampai-sampai dia mendapat tekanan dari berbagai
kalangan terutama tekanan dari penguasa mesir. Dan dia pernah di penjara pada
era resim Sadat di mesir kerena di tuduh membuat kejahatan kepada negara. Dia mengatakan apa yang di lakukan adalah
tidak sekedar dari perjuangannya untuk membebaskan bangsa dan negara dari
saling menindasa antara dominasi atas terhadap kaum lemah (permpauan). El-saadawi
juga mengatakan bahwa agama bukanlah salah satunya jalan untuk menyelesaikan
marjinalisasi, deskriminasi atas perempuan yang di lakukan oleh laki-laki pada
budaya patriarki bangsa arab di mesir, akan tetapi, kata el-wanita itu
sendirilah yang bisa mematahkan dominasi laki-laki pada perempuan, dengan jalan
membentuk suatu gerakan, seperti yang di bentuknya gerakan perempuan seperti (Arabic Women's Solidarity
Association) yang dia sendiri menjadi pelopornya. Hanya dengan ini maka segala
norma-dan nilai kemapanan laki-laki akan bisa di samakan. Tak lepas dari ini Indonesia
juga mebentuk sebuah perlawanan atas penindasan gender yang di lakukan oleh
laki-laki. Seperti gerakan perempuan dan kretek. Disana symbol perlawanan orang
perempuan adalah rokok. Karena dengan rokok segala hegemoni laki-laki akan bisa
ternetralisir.
Jadi
inti dari pemikiran nawal-el-saadawi terhadap gema pembebesan perempuan dalam
teorinya adalah antara agama dan budaya bukan-lah jalan-satu-satunya untuk
menentukan kehiduoan yang mulya seperti yang telah di gambarkan oleh ayat di
atas melainkan perjuangan dan kerja keras seseorang untuk mendapatkan kebebasan
itulah yang di sebut dengan “membongkar dokrtin patriarki menuju pembebasan”
sehingga posisi agama yang seharusnya dan bahkan wajib di taati sebagai dasar pembebesan
sebagaimana perjuangan nabi membebaskan tradisi bangsa arab yang pada jaman
jahiliyah (kebodohan) perempuan di siksa,dan bahkan di kubur hidup-hidup.
Dengan demikian puncak pencapaian kemerdekaan manusia secara sosiologis adalah manusia
bebas berepresi, bebas memilih dan menentukan nasibnya sendiri dengan melalui
bekerja, beribdah kepada tuhan. Karena nasib bukanlah berada di tangan tuhan
melainkan berada di tangan manusia itu sendiri.
Mari
jadikan sebuah kehidupan ini sebagai aktivitas yang memberi manfaat bagi orang
lain, jadikan kesuksesan, kejayaan, dan keindahan di dunia, sebagai bekal menuju kehidupan yang ebih hakiki.
Tidak ada lagi penghinaan, melecehkan atas sesame mahluk karena pada intinnya manusia
adalah mahluk yang mulya, bermartabat baik perempuan dan laki-laki. Semuanya di
sisi tuhan sama tidak ada laki-laki yang lebih kaut, lebih mulya, dan juga
tidak perempuan yang lebih lemah. Karena hanya ketaqwaan manusia yang
sesungguhnya di muliakan oleh allah (tuhan semesta alam.)
Penulis Adalah
Mahasiswa Sosiologi IAIN
Sunan Ampel Surabaya
Pengiat Kajian
masalah Sosial dan
Agama
mulayakanlah perempuan itu... akrena dia di ciptakan untuk membuat manusia lebih tentram (mawaddah)
BalasHapus