-->
SENSITIFIEME DAN MAKNA SUMPAH POCONG
Oleh : Amin Yusuf
Refleksi
Historis Sumpah Pocong
Munkin tidak
lagi aneh bahwa kata sumpah pocong itu sering kita dengar di berbagai situasi
dan tempat di mana kite berada. Sumpah pocong yang sering kita kenal dengan
sumpah versi orang yang masih menggap aka nada balasan seketika ketika proses
sumpah pocong itu berlangsung dan orang yang di sumpah jika benar-benar
bersalah aka nada siksaan dan teguran dari sang maha pencipta.
Namun apa sebenarnya makna sumpah pocong ? apakah benar dan terbukti jika orang yang di sumpahi pocong itu jika benar tuduhan yang di berikan oleh penuduh itu terbukti akan ada siksaan ? inilah yang menjadi dasar utama yang harus di pertnayakan. Jangan-jangan ini (sumpah pocong ) hannya sebagai semboyang yang mungkin di telinga orang kedengarannya sangat mengrikan, dan ektrim ? ataukah memang betul-betul ada sumpah pocong itu ? beberapa waktu lalu saya membaca salaha satu korang local di Surabaya ada pemberitaan yang memberitakan tentang sumpah pocong kasus ini berawal dari tuduhan yang tidak rasional dan tidak logis menurut saya, dalam korang tersebut ada seseorang perempuan yang sudah lama sakit bahkan sudah delapan bulan sakit tidak kunjunng ssembuh, di perisakan ke dokter, puskesmas, sudah beberapa kali dan hasilnya belum juga kunjung, berhubung sakitnya sudah lama perempuan tersebut sudah masuk dalam kereteria sakit yang sudah parah dan sangat kurus sekali.
Namun apa sebenarnya makna sumpah pocong ? apakah benar dan terbukti jika orang yang di sumpahi pocong itu jika benar tuduhan yang di berikan oleh penuduh itu terbukti akan ada siksaan ? inilah yang menjadi dasar utama yang harus di pertnayakan. Jangan-jangan ini (sumpah pocong ) hannya sebagai semboyang yang mungkin di telinga orang kedengarannya sangat mengrikan, dan ektrim ? ataukah memang betul-betul ada sumpah pocong itu ? beberapa waktu lalu saya membaca salaha satu korang local di Surabaya ada pemberitaan yang memberitakan tentang sumpah pocong kasus ini berawal dari tuduhan yang tidak rasional dan tidak logis menurut saya, dalam korang tersebut ada seseorang perempuan yang sudah lama sakit bahkan sudah delapan bulan sakit tidak kunjunng ssembuh, di perisakan ke dokter, puskesmas, sudah beberapa kali dan hasilnya belum juga kunjung, berhubung sakitnya sudah lama perempuan tersebut sudah masuk dalam kereteria sakit yang sudah parah dan sangat kurus sekali.
Waktu demi waktu
berobatpun sudah tidak ada hsilnya. Pada suatu hari perempau itu bermimpi
seseorang laki-laki yang datang ke rumahnya dan mengambil tanah pekarangan
ayamnya, lalu laki-laki tersebut pergi tanpa permisi se usai mengambil tanah.
Mimpi itu menurut perempuan itu di tafsirkan secara sensitive bahwa orang yang
mengambil tanahnya itu adalah orang yang memberikan penyakit kepada perempuan
itu dan tuduhan itu di lontarkan kepada laki-laki yang ada dalam mimpinya yang
tidak lain adalah tetatngganya sendiri. Tuduhan itu sangat tidak rasional dan
tidak ada bukti yang nyata bagi yang di tudh, tuduhan itu berupa kata-kata
bahwa laki-laki itu yang punya ilmu hitam alias santet yang telah menyantet
perempuan itu. Tuduhan itu membuat masyarakat gerah dan untuk mencegah
terjadinya konflik antara sesame maka tokoh di desa tersebut melakukan
sosialisasi dan berkomunikasi secara kekeluargaan atas tuduhan yang di berikan
oleh perempuan kepada laki-laki itu. Karena yang di tuduh tidak merasa bersalah
dan sangat marah ketika di tuduh bahwa dirinya menyantet perempuan itu maka,
laki-laki minta bukti dan pembuktian itu oleh tokoh masyarakat setempat
katakanlah Kiayinya meminta agar orang yang di tudh melakukan sumpah pocong
dengan tujuan bila yang di tuduh benar-benar tidak melakukan maka, tidak aka
nada adzab , tapi jika benar yang di tuduh itu terbukti telah melakukan santet
kepada perempuan maka laki-laki yang di tuduh itu akan menadapat sangsi dan
adzab dari tuhan. Cerita ini saya refleksikan dari salah satu media Koran memo
kota surabya tanggal 29/12.
Melihat fenomena
yang sering terjadi antara hokum rimba
yang berupa sumpah pocong itu kirany kita dapat memaknai kembali
bagaimana proses pencarian kebenaran antara satu dengan lainnya seperti yang
tergambar di atas yaitu perempuan sakit, berbulan-bulan, berobat tidak kunjung
sembuh, akhirnya ada kesimpulan dari perempuan yang sakit bahwa dirinya di
santet orang, lalu yang di tuduh menyantet di eksekusi oleh tokoh masyarakat
dengan sumpah pocong. Hal ini sebagaimana di katakana oleh Berger dan
Lukcmann dia memandang bahwa masyarakat sebagai proses yang berlangsung dalam
tiga moment dialektis yang simultan . yaitu ekternalisai (penyesuain diri dengan dunia sosio kultural sebagai produk manusia) internalisasi
(indiidu mengidentifikasi dengan lembaga-lembaga social atau organisasi social
tempat individu menjadi anggotanya) dan objektivasi (intraksi social dalam
dunia intersubjektif yang di lembagakan melalui proses institusionalisasi) Inilah
yang oleh berger di sebut dengan kenyataan social. Yang merupakan suatu
konstuksi buatan manusia sendiri dalam perjalanan sejarahnya dari masa silam,
kemasa kini, dan menuju masa depan (baca:anatomi dan perkembangan teori
social:2010). Kenapa di katakana silam? Karena masyarakat pada perkembangannya
menempuh bebepara sejarah di antaranya adalah sejarah manusia pada tahap teologis,
metafisik, dan positivis. Tahap-tahap sejarah manusia itu dalam di siplin ilmu
pengetauan teruatama filsafat dan teori social sebagai tahap perkembangan
ilmu-ilmu yang rasional.
Di era modern
seperti saat ini memang tidak bisa di universalkan bahwa budaya modernisasi
masih menjadi tanda Tanya masyarakat indoneisia yang notabene masih menganut
masyarakat tradisional, artinnya system-sistem kepercayaan yang di anut oleh
masyarakat Indonesia masih dalam kategori tahap metafisis yaitu masih percaya
pada sesuatu yang irasional yang berada dalam lauar nalar manusia. Pada
prinsipnya bahwa sumpah pocong itu lahir dari suatu perasangka (su’udhan)
istilah bahasa agama islam yang akan melahirkan sensitifisme antara sesame yang
tidak lain akan melahirkan konflik jiak sifat sensitifisme ini terus melakat
pada masyrakat Indonesia.
Makna Religiusitas Sumpah Pocong
Zaman yang kita
rasakan hari ini bukan lagi zaman dahulu yang sudah berlalu bebepara ratus ribu
tahun ketiga kaum nabi Nuh di tenggelamkan akibat membangkang perintah tuhan,
dan juga bukan lagi zamannya Nabi Luth yaitu kaum tsamud dan kaum Sodom yang
juga telah di musnahkan dan di hancurkan dari bumi dengan gempa bumi dan hujan
api dan batu dari langit dari tuhan. akan
tetapi, hari ini adalah masa misi baru nabi Muhammad yang begitu cinta kepada
ummatnya meski umatnya banyak yang melanggar tetapi ummat Muhammad menadapt
restu yang special dari tuhan dengan memberikan dispensasi bagi yang
membangkangnya selagi dia tidak syikirik. Lantas apa kaitannya dengan makna
sumpah pocong di atas, jelas sekali ketika secara budaya kita mengenal sumpah
pocong sebagai jalan-satu-satunya proses pembuktian kebenaran di luar nalar manusia,
namun ini bermakna bagi religiusitas masyarakat, dimana mengadili manusia
layaknya tuhan beserta para malakykatnya mengadili amal perbuatannya manusia.
Jika terbukti manusia melakukan kebaikan di dunia selama dia hidup dan tidak
pernah melakukan kejelekan, dan biarpun melakukan kejelekan dia segera berobat,
maka orang itu tidak akan di siksa layaknya sumpah pocong yang jika terbukti
tidak bersalah maka dia tidak akan
disangksi dan ditegur dari tuha,. Begitupun sebaliknya jika tidak
terbukti manusia melakukan kejahatan dengan sensus amal-nya di sisi tuhan
nanti, maka orang itu akan di lemparkan ke neraka, dan di siksa selama-lamanya.
Makna lain dari
itu adalah sebagai symbol kehamapaan manusia dan sungug tidak ada harhgnya di
mata tuhan . bahwa ketika manusia sudah tidak bernyawa lagi manusia tidak akan
lagi bisa berdaya-dan eksis ketika semua hak-hak manusia harus di kembalikan
kepada sang pemilik tunggal inilah yang akan mejadi saksi nanti di alam sana.
Makna sosiologis
Mengingat bahwa
sumpah pocong menjadi budaya local masyarakat Indonesia tidak bisa di lepaskan
dari makna sosiologis bahwa melihat dari pengalaman yang sering terjadi proses
sumpah pocong sebagai sebagai akibat dari krisis kehidupan dan sitem dalam
suatu Negara atau tidak berfunsginya aturan dan struktur yang ada sehingga
dalam mengahadapi situasi demikian (sumpah pocong) itulah orang mulai bicara
tentang datangnya krisis kehidupan dewasa ini (Marcuse:1964) terjadinya proses
irasional yang terjadi dalam suatu system seperti sumpah pocong ini terjadi
apabila struktur kehidupan social tidak mampu lagi memberikan pemecahan seperti
yang di harapkan untuk menjamin kelestarian system kehidupan itu sendiri,
(Habermas;1975) ini berarti ada gangguan integritas dalam system itu sendiri.
Dengan demikian dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa proses terjadinnya atau
adanya system baru dalam kehidupan masyarakat di akibatakan adanya krisis
integritas dan system dalam struktur, sehingga antara struktur dan system yang
berlaku tidak lagi bisa mejamin kelestarian kehidupan akibatnya jalan
satu-satunya yang di tempuh oleh masyarakat adalah kemabali kepada sejarah dan
tahap manusia yaitu tahap metafisis, dimana masyarakat mengadili menusia dengan
kemabli kepada kepercayaan kuno yang berada di luar nalar manusia. Makna sumpah
pocong menjadi mungkin sebagai jalan
alternative untuk mengadili para pembohong dinegeri kita, seperti para
koruptor, konglumerat, dan pemerintah bahkan institusi hokum pun yang sering
mengadili dengan tidak sesui dan setimpal kepada yang bersalah. Mungkin dengan
sumpah pocong ini pemerintah kita dapat sadar atas kelakuan yang dia perbuat
dan menjadi ingat bahwa pada akhirnya dia akan di bungkus dengan kai kapan
putih yang hanya berukuran beberapa meter.
bila orang bisa terkabulkan dengan sumpah pocong .. berapa ribu pejabat kita yang akan mati setelah dilantik
BalasHapusbahkan dipasar pun banyak bergelimpangan bangkai , karena terkabul langsung sumpah pocongnya
oke sip
BalasHapus