Kamis, 26 Januari 2012

ECONOMY STUDY


WIRAUSAHAWAN VS PEDAGANG TRADISIONAL
Sudah menjadi fenomina besar dalam sejarah pertumbuhan ekonomi di Indonesia, bahwa pedagang tradisional dan generasai selanjutnya ke wirausahawan muda
menjadi sorotan public dan pemerintah dalam bidang petumbuhan ekonomi. Bukan hanya dalam bursa kerja namun dalam bursa inovasi  karer banyak usaha muda dan pedagang tradisional memberikan energy positif dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Era modern ini bukan tidak sulit untuk mempertahankan perekonomian masyarakat. Banyaknya pasar-[asar berlebal modern seperti mini market, indomaret, giant dan lain sebagainya menjadi tantangan besar pagi pelaku pasar tradisinonal. Persaingan yang semangkin maju ini akan tumbuh selama masih berkembangnya teknologi informasi yang memberikan peluang besar bagi para pelaku pasar.
Pasar tradisional merupakan jantung dari pada segala kebutuhan rakyat yang mayoritas pendudukanya berada dalam kelas bawah alias miskin. Saat ini, Pasar tradisional semakin terjepit. Setelah gencar digempur keberadaan pasar moderen, kini pemerintah pun ikut-ikutan memojokkan pasar tradisional. (baca: Radar Surabaya 21.1.12) saat ini masih banyak pasar tradisional yang memerlukan sentuhan khusus untuk lebih optimal menggerakkan sektor perekonomian rakyat. “Apalagi sekarang pesaing pasar tradisional juga semakin banyak,
jika demikian maka hal yang harus di lakukan oleh pemerintah demi membela rakyat kecil adalah, meberikan resolusi yang tepat bagi para pelaku pasar tradisional di Indonesia, yaitu dengan menganggarkan bantuan baginya untuk tetap mempertahankan eksistensi keberadaanya. Anggaran yang harus di berikan terutama berupa bantuan mengembangkan ekonominya dan menjaga stabilitas harga sebagaimana yang di nginkan oleh rakyat pada umumnya.
Namun saat ini gebrakan yang di infokan oleh berbagai media, adalah pemerintah hanya pro pada wirausaha muda, yang mempunyai kelebihan dalam berkarer, sementara para pelaku pasar tradisional tidak begitu kurang di perhatikan, malah justru selalu di exploitasi (di udir, di bongkar paksa).
Pada tanggal 21/1 kamaren ada wacana bahwa revitaslisai anngaran bagi pedang tradisional anggaran untuk merevitalisasi pun dikepras. Kalau tahun lalu bisa menembus angka Rp 650 miliar, pada 2012 ini dikepras hingga hanya tersisa Rp 400 miliar (baca: Radar Surabaya 21.1.12)
Tumbuh berkembangnya ekonomi bangsa bukan terletak pada keseluruhan aspek ekonomi Negara melainkan ada bebeapa peran penting dari elemen masyarakat yang juga berhak ikut serta dalam membangun ekonomi rakyat.
Libralisme pasar dalam pertumbuhan ekonomi global akan semangkin membuat para pedagang tradisional tersingkir secara bersejarah. Banyaknya perusahaan asing yang masuk keberbagai daerah di perkotaan atau pedesaan, seperti Mini Market, Alfamart, akan semangkin menimbulkan kecendrungan masyarakat mengubah paradigam tradisional kedalam gaya hidup (life style) yang lebih moderen dan cendrung konsumtif.
Salah satunya adalah uhasa kecil menengah dan para wirausaha muda yang telah banyak menyumbangkan ide kreatif bagi pertumbuhan ekonomi Negara. Bayangkan era yang serba modern Ini para pelaku pasar tradisional dan pengusaga kecil tumbuh berada dalam level 20% untuk pembangunan ekonomi Negara. Sumbangan ini membuat para petinggi dan mentri dari berbagai pengembangan ekonomi harus memberikan apresiasi kepadanya.
Wirausaha sebenarnya dalam dunia pertumbuhan ekonomi adalah nama yang masih baru, namun persaingan  untuk meningkatkan ekonomi masyarakat tidak akan kalah dengan berjalankan pertumbuhan ekonomi yang modern  di berbagai Negara. Salah satu memberntuk ekonomi yang bisa menyaingi pasar modern adalah
Pertama :  Memberntuk tim advokasi dalam bidang ekonomi baik mikro atau makro, dengan jalan memberikan sekolah atau pelatihan menjadi wirausahawan yang menjanjikan perubahan ekonomi yang lebih maju dan inovatif.
Kedua : Membidik masyarakat belajar menajdi leadership yang bermoral bagi bangsa dan Negara, sehingga dengan demikian masyarakat Indonesia tidak saja menjadi pengusaha dan penguasa secara individual melainkan bisa menjadi penguasa dan pengusaha yang bermoral dan tidak mendeskriminasi terhadap individu yang lainnya. 
Oleh: Amin
Penulis adalah Mahasiswa Sosiologi
IAIN Sunan Ampel Surabaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sample text

Social Icons

Powered By Blogger

Ads 468x60px

Social Icons

Featured Posts