REFLEKSI
BULAN KELAHIRAN NABI
Pada tanggal 12 Rabiul
Awal, 1433 yang berkenaan dengan 5 januari 2012 adalah hari di mana seorang
bayi yang paling suci dan bersih oleh kaum muslimin lahirlah soranng sang
penakluk beradaban yang amat gelap yaitu nabi Muhammad SAW. Dia lahir bukan
sekedar hadir di muka bumi sama dengan manusia saat ini akan tetapi dia
dilahirkan dari perut siti aminah dengan memabawa bendera islam ke seluruh
dunia dengan misi rahmatan lil alamin.
Banyak
hikmah yang bisa di pelajari dari tarikh maulidiyah (sejarah kelahiran nabi)
yaitu muhammad SAW. Yang berupa ajaran dan tuntunan bagi semua umat manusia
dari kalangan umat islam. Sudah sangat shahih (benar) bahwa Nabi Muhammad saw adalah nikmat terbesar dan anugerah teragung yang Allah
berikan kepada alam semesta. Ketika manusia saat itu berada dalam kegelapan
syirik, kufur, dan tidak mengenal Rabb pencipta mereka. Manusia mengalami
krisis spiritual dan moral yang luar biasa. Nilai-nilai kemanusiaan sudah
terbalik. Penyembahan terhadap berhala-berhala suatu kehormatan, perzinaan
suatu kebanggaan, mabuk dan berjudi adalah kejantanan, dan merampok serta
membunuh adalah suatu keberanian. Di saat seperti ini rahmat ilahi memancar
dari jazirah Arab. Allah mengutus seorang Rasul yang ditunggu oleh alam semesta
untuk menghentikan semua kerusakan ini dan membawanya kepada cahaya ilahi.
Sungguh Allah telah memberi karunia kepada
orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul
dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah,
membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al kitab dan Al
hikmah. dan Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah
benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
Kelahiran makhluk mulia yang ditunggu jagad raya
membuat alam tersenyum, gembira dan memancarkan cahaya. Penyair Ahmad Syauqi
menggambarkan kelahiran Nabi Mulia itu dalam syairnya yang indah:
Telah
dilahirkan seorang Nabi alam pun bercahaya
sang waktu pun tersenyum dan memuji
Dengan tuntunan Allah swt Nabi Muhammad saw pun berhasil melaksanakan misi
risalah yang diamanahkan kepadanya. Setelah melalui perjalanan dakwah dan jihad
selama kurang lebih 23 tahun dengan berbagai macam rintangan dan hambatan yang
menimpa Rasulullah saw berhasil mengeluarkan umat dan mengantarkan bangsa Arab
dari penyembahan makhluk menuju kepada penyembahan Rabbnya makhluk, dari
kezaliman jahiliyah menuju keadilan Islam (Ahmad
Nizaruddin : http://www.islamhouse.com/p/117497)
Semerak shalwat akan di
kumandangkan pada malam dan siang hari oleh kaum muslimin yang cinta pada
nabinya. Rasa syukur tidak hanya datang dari masyarakat atau kalangan biasa
akan tetapi juga di rayakan oleh pemimpin negara dan beserta para anggota
pemerintah yang tadi malam 6/12 di gedung istana negara juga terselenggara
sebuah perayaan maulid Nabi Muhammad SAW. Yang di hadiri oleh petinggi negara
dan juga perwakilan dubes-dubes dari negara sahabat. Suasana penuh hidmat ketika
pemberi Khotbah dari Institut Agama Islam Negeri Imam Bonjol Padang yang
menjelaskan tentang perjuangan nabi Muhammd SAW ketika menyamapaikan misi
pluralisme dan menghapus terhadap deskriminasi hak asasi manusia yang tidak
bisa di pancang sebelahmata adalah sebagaimana di katakan rektor IAIN imam
bonjol itu adalah, bahwa perjuangan nabi bukan sekedar di rasakan oleh kaum
muslimin yang ada di negara arab sana, melainkan juga di rasakan oleh kaum
msuyrikin tentang keadilan nabi Muhammad menjadi pemimpin negara, sebagaimana
tertulis dalam perjanian piagam madinah, bahwa keadilan itu harus selaras dan
seimbang tanpa melihat dari latar belakang apapun, baik agama, rasm suku, dan
budaya, semuanya sama di hadapan manusia. Kecuali yang mebedakan adalah ketaqwaan
manusia kepada Allah.
Segala bentuk kehidmatan
dari dari berbagai dimensi manusia yang cinta para pemimpinnya bentuk kecintaan
tersebut di implementasikan dengan rasa besyukur. Rasa syukur itu bukan hanya
dalam bentuk berbuat syariat sebagaimana dalam ajran fikih-fikih klasik seperti
ajaran kitab kuning, akan tetapi bersyukur banyak bentuknya yang merupakn hasil
refleksi ulama yang cinta pada nabi, seperti merayakan hari maulid nabi
muhammad yang jatuh pada 12 rabiul awal. Itu sebagai apresiasi kaum muslimin
terhadap kelahiran nabinya yang telah membwa bendera perjuangan orang-orang
sedunia untuk mengangkat martabat kaum tertindas dan sebuah peradaban yang
tercela. Itulah misi utama kelahiran nabi sebagai mana hadis dan al-quran
mempertegas bahwa kinerja muhammad sebagai nabi adalah untuk menyempurnakan
akhlaq manusia.
Apresiasi kecintaan
kepada sanga revolusi itu (muhammad) bukan hanya di meriahkan dan di respon
oleh manusia dengan bentuk bershalawat kepadanya, melainkan malaikat dan
tuhanpun (Allah) juga mengapresiasi kepadanya sebagai mana dalam al-qur’an di
jelaskan : innal laaha wamala ikatahu yushalluuna alan nabi, yaa
ayyuhal lazdiina aamanu shallu alaihi wasallimu tasliima (al-ayah)artinya :
sesungguhnya allah dan beserta para malaikatnya, memberikan rahmat ta’dim
(bershalawat) kepada nabi, wahai orang-orang yang beriman bershalawatlah kalian
semua kepadanya (nabi) dan memberikan salam dengan selamat.
Jika melihat dan
mengambil hikmah dari perjuagan Nabi Muhammad tentang perjuangannya menjadi pemimpin
di seluruh umat manusia betapa bijaknya beliau,dengan memperlakukan manusia
dengan penuh keadilan yang seadil-adilnya tanpa memandang siapa semua sama di
hadapan hukum. Begitu juga harapan dari bangsa ini dengan adanya
peringatan-peringatan besar seperti ini (maulid nabi) di harapkan para elit dan
pemimpin negara beserta penegak hukum bisa merefleksikan dan merenungkan apa
yang telah di contohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Sehingga negara ini bisa sadar
untuk melaksakan dan mengamalkan hukum dengan penuh keadilan tanpa ada
memandang dari kalangan siapapun.
Semoga ini menjadi
renungan kaum muslimin sedunia khususnya masyarakat indoensia dan beserta para
pemerintah . betapa hebatnya nabi kita tercinta (muhammad SAW) sehingga dengan
demikian kita pantas dan wajar bersyukur pada Allah karna telah mengutus orang
suci yang telah meberikan pencerahan kepada umat manusia sampai saat ini.
Oleh: Amin
Penulis adalah Mahasiswa Sosiologi
IAIN Sunan Ampel Surabaya:
kord devisi keilmuan HIMASOS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar