Jumat, 10 Februari 2012

NABI DAN EKSISTENSINYA


REFLEKSI BULAN KELAHIRAN NABI
Pada tanggal 12 Rabiul Awal, 1433 yang berkenaan dengan 5 januari 2012 adalah hari di mana seorang bayi yang paling suci dan bersih oleh kaum muslimin lahirlah soranng sang penakluk beradaban yang amat gelap yaitu nabi Muhammad SAW. Dia lahir bukan sekedar hadir di muka bumi sama dengan manusia saat ini akan tetapi dia dilahirkan dari perut siti aminah dengan memabawa bendera islam ke seluruh dunia dengan misi rahmatan lil alamin.

Banyak hikmah yang bisa di pelajari dari tarikh maulidiyah (sejarah kelahiran nabi) yaitu muhammad SAW. Yang berupa ajaran dan tuntunan bagi semua umat manusia dari kalangan umat islam. Sudah sangat shahih (benar) bahwa Nabi Muhammad saw adalah nikmat terbesar dan anugerah teragung yang Allah berikan kepada alam semesta. Ketika manusia saat itu berada dalam kegelapan syirik, kufur, dan tidak mengenal Rabb pencipta mereka. Manusia mengalami krisis spiritual dan moral yang luar biasa. Nilai-nilai kemanusiaan sudah terbalik. Penyembahan terhadap berhala-berhala suatu kehormatan, perzinaan suatu kebanggaan, mabuk dan berjudi adalah kejantanan, dan merampok serta membunuh adalah suatu keberanian. Di saat seperti ini rahmat ilahi memancar dari jazirah Arab. Allah mengutus seorang Rasul yang ditunggu oleh alam semesta untuk menghentikan semua kerusakan ini dan membawanya kepada cahaya ilahi.
Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al kitab dan Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
Kelahiran makhluk mulia yang ditunggu jagad raya membuat alam tersenyum, gembira dan memancarkan cahaya. Penyair Ahmad Syauqi menggambarkan kelahiran Nabi Mulia itu dalam syairnya yang indah:
Telah dilahirkan seorang Nabi alam pun bercahaya
sang waktu pun tersenyum dan memuji
Dengan tuntunan Allah swt Nabi Muhammad saw pun berhasil melaksanakan misi risalah yang diamanahkan kepadanya. Setelah melalui perjalanan dakwah dan jihad selama kurang lebih 23 tahun dengan berbagai macam rintangan dan hambatan yang menimpa Rasulullah saw berhasil mengeluarkan umat dan mengantarkan bangsa Arab dari penyembahan makhluk menuju kepada penyembahan Rabbnya makhluk, dari kezaliman jahiliyah menuju keadilan Islam (Ahmad Nizaruddin : http://www.islamhouse.com/p/117497)
Semerak shalwat akan di kumandangkan pada malam dan siang hari oleh kaum muslimin yang cinta pada nabinya. Rasa syukur tidak hanya datang dari masyarakat atau kalangan biasa akan tetapi juga di rayakan oleh pemimpin negara dan beserta para anggota pemerintah yang tadi malam 6/12 di gedung istana negara juga terselenggara sebuah perayaan maulid Nabi Muhammad SAW. Yang di hadiri oleh petinggi negara dan juga perwakilan dubes-dubes dari negara sahabat. Suasana penuh hidmat ketika pemberi Khotbah dari Institut Agama Islam Negeri Imam Bonjol Padang yang menjelaskan tentang perjuangan nabi Muhammd SAW ketika menyamapaikan misi pluralisme dan menghapus terhadap deskriminasi hak asasi manusia yang tidak bisa di pancang sebelahmata adalah sebagaimana di katakan rektor IAIN imam bonjol itu adalah, bahwa perjuangan nabi bukan sekedar di rasakan oleh kaum muslimin yang ada di negara arab sana, melainkan juga di rasakan oleh kaum msuyrikin tentang keadilan nabi Muhammad menjadi pemimpin negara, sebagaimana tertulis dalam perjanian piagam madinah, bahwa keadilan itu harus selaras dan seimbang tanpa melihat dari latar belakang apapun, baik agama, rasm suku, dan budaya, semuanya sama di hadapan manusia. Kecuali yang mebedakan adalah ketaqwaan manusia kepada Allah.
Segala bentuk kehidmatan dari dari berbagai dimensi manusia yang cinta para pemimpinnya bentuk kecintaan tersebut di implementasikan dengan rasa besyukur. Rasa syukur itu bukan hanya dalam bentuk berbuat syariat sebagaimana dalam ajran fikih-fikih klasik seperti ajaran kitab kuning, akan tetapi bersyukur banyak bentuknya yang merupakn hasil refleksi ulama yang cinta pada nabi, seperti merayakan hari maulid nabi muhammad yang jatuh pada 12 rabiul awal. Itu sebagai apresiasi kaum muslimin terhadap kelahiran nabinya yang telah membwa bendera perjuangan orang-orang sedunia untuk mengangkat martabat kaum tertindas dan sebuah peradaban yang tercela. Itulah misi utama kelahiran nabi sebagai mana hadis dan al-quran mempertegas bahwa kinerja muhammad sebagai nabi adalah untuk menyempurnakan akhlaq manusia.
Apresiasi kecintaan kepada sanga revolusi itu (muhammad) bukan hanya di meriahkan dan di respon oleh manusia dengan bentuk bershalawat kepadanya, melainkan malaikat dan tuhanpun (Allah) juga mengapresiasi kepadanya sebagai mana dalam al-qur’an di jelaskan : innal laaha wamala ikatahu yushalluuna alan nabi, yaa ayyuhal lazdiina aamanu shallu alaihi wasallimu tasliima (al-ayah)artinya : sesungguhnya allah dan beserta para malaikatnya, memberikan rahmat ta’dim (bershalawat) kepada nabi, wahai orang-orang yang beriman bershalawatlah kalian semua kepadanya (nabi) dan memberikan salam dengan selamat.
Jika melihat dan mengambil hikmah dari perjuagan Nabi Muhammad tentang perjuangannya menjadi pemimpin di seluruh umat manusia betapa bijaknya beliau,dengan memperlakukan manusia dengan penuh keadilan yang seadil-adilnya tanpa memandang siapa semua sama di hadapan hukum. Begitu juga harapan dari bangsa ini dengan adanya peringatan-peringatan besar seperti ini (maulid nabi) di harapkan para elit dan pemimpin negara beserta penegak hukum bisa merefleksikan dan merenungkan apa yang telah di contohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Sehingga negara ini bisa sadar untuk melaksakan dan mengamalkan hukum dengan penuh keadilan tanpa ada memandang dari kalangan siapapun.
Semoga ini menjadi renungan kaum muslimin sedunia khususnya masyarakat indoensia dan beserta para pemerintah . betapa hebatnya nabi kita tercinta (muhammad SAW) sehingga dengan demikian kita pantas dan wajar bersyukur pada Allah karna telah mengutus orang suci yang telah meberikan pencerahan kepada umat manusia sampai saat ini.


Oleh: Amin
Penulis adalah Mahasiswa Sosiologi
IAIN Sunan Ampel Surabaya: 
kord devisi keilmuan HIMASOS



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sample text

Social Icons

Powered By Blogger

Ads 468x60px

Social Icons

Featured Posts