Kamis, 26 Januari 2012

POLITIK ORGNISASI HMJ


POLITIK MAHSISWA DAN CALON INDEPENDENT
Banyaknya media mengexpos wacana politik di Indonesia yang memuat calon independen kepada daerah di berbagai provensi seperti di Aceh juga menjadi inspirasi bagi mahasiswa. Pasalnya calon independen saat ini masih menuai kontroversi di hadapan public, dan masih menjadi masalah baginya. Jika dalam wacana undang-undang masalah rekrutmen politik atau semcam pemcalonan ketua (kepala Daerah atau Negara tidak ada larangan bagi calon independent, maka hal itu juga berlaku bagi organisasi mahasiswa di berbagai kampus terutama dalam level organisasi mahasiswa
di Kampus Islam seperti IAIN Sunan Ampel Surabaya. Kamis 19 Januari 2012  ada pemilihan ketua seperti HMJ Sosiologi  yang akan dilaksanak di Ruang Sidang Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya. Yang akan di ikuti oleh seluruh Mahasiswa Sosiologi mulai dari semester satu sampai semester tujuh, guna partisipasinya dalam pemilihan ketua dan sekaligus LPJ (laporan pertanggung jawaban) dari ketua yang sudah habis jabatannya.
Acara ini akan sangat berarti bagi mahasiswa, namun yang paling menjadi kendala besar dalam pemilihan ini adalah calon independent yang tidak punya latar belakang organisasi mahasiswa yang ia miliki. Tentunya berbagi strategi dan mental akan di persiapkan olehnya.  mereka yang mencalonkan menjadi ketua yang independent bukan hanya dalam politik praktis pemerintahan dalam suatu Negara namun, optimism para calon independent yang menjadi kandidat dalam pemilihan ketua HMJ juga menjadi kendala, karna sepanjang sejrahnya tidak ada mahasiswa yang mencalonkan dirinya menjadi ketua yang berangkat secara independent. Tentunya harapan yang kuat tidak akan ada pada kubu ini, melainkan kemungkinan besar berada dalam kubu yang mempunyai latar belakang organisasi yang kuat dalam kampus.
Layaknya sebuah Negara dalam pemilihan kepala Negara atau kepada daeah di berbagai provensia bahwa partisipasi masyarakat menjadi penentu utama dalam terealisasinya program dalam suatu organisasi, namun hal ini bukan Negara atau politik praktis seperti apa yang sering kita lihat dalam keseharian baik di Koran maupun di televise (TV) Ini hanya-lah miniature dari sebuah Negara dan organisasi. Tetapi ini democration study (belajar demokrasi) dan belajar politik bagaimana memimpin dan di pimpin. Jika Negara memimpi semua aspek kehidupan di suatu Negara maka demokrasai kecil ini akan juga memimpin suatu institusi dalam kampus.
Jika dalam suatu Negara terdapat beberapa partai politik yang akan memperkuat kandidikatnya maka dalam organisasi mahasiswa juga tidak kalah kandidikat yang mencalonkan diri sebagai kandidika juga mengusung dari suatu partai. Istilah partai di sini bukanlah apa yang terlintas dalam fikiran orang pada umumnya, namun partai di sini adalah sebuah latar belakang organisasi yang dia ikuti selama menjadi mahasiswa. Namun bukanya tidak sulit mencalonkan diri sebagai ketua organisasi seperti HMJ dalam sebuh pertarungan politik, jika yang satunya tidak mempunyai latar belakang organisasi atau mencalonkan diri sebagai kandidat yang indevenden.  
Sejalan dengan pencalonan independen untu,k menjadi kandidikat pemilihan ketua HMJ  maka Ada beberapa strategi yang di persiapkan oleh calon independent untk memenangkan dalam pemilihan ketua HMJ Sosiologi minimal ada 3 strategi (papar salah seorang calon independent) antara lain :
Pertama : Optimism dengan di imbangan rasa tidak takut dan positif tingking terhadap apa yang ada di sekitarnya. Jangan ada interpensi atau semcam menakut-nakuti terhadap yang mau menjadi calon, maka dengan optimis kita akan menang  namun tidak sekedar optimism naïf, tetapi di imbangi dengan misi yang jelas jika nanti terpilh menjadi ketua.
Kedua : calon tersebut berkarisma sepeti layaknya cirri-ciri leader artinya mereka di pandang oleh masa sebagai orang yang mempunyai jiwa kepemimpinan yang bagus dan bisa memimpin organisasinya kedepan. Juga mereka di angkat oleh masa bukan berdasarkan pada materi akan tetapi kewibawaan yang di milikinya sehingga mereka pantas untuk mencalon sebagai ketua Umum dalam sebuah organisasi.
Ketiga : sosialisasi politik yang harus tepat pada sasaranya dalam artian konsolidasi para calon ketengah-tengah masa harus mempunyai misi yang jelas dan akurat sehingga bisa memberikan respon yang positif bagi masa dan masa akan tertarik untuk memilihnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sample text

Social Icons

Powered By Blogger

Ads 468x60px

Social Icons

Featured Posts