POLITIK MAHSISWA DAN CALON INDEPENDENT
Banyaknya
media mengexpos wacana politik di Indonesia yang memuat calon independen kepada
daerah di berbagai provensi seperti di Aceh juga menjadi inspirasi bagi
mahasiswa. Pasalnya calon independen saat ini masih menuai kontroversi di
hadapan public, dan masih menjadi masalah baginya. Jika dalam wacana
undang-undang masalah rekrutmen politik atau semcam pemcalonan ketua (kepala Daerah
atau Negara tidak ada larangan bagi calon independent, maka hal itu juga
berlaku bagi organisasi mahasiswa di berbagai kampus terutama dalam level
organisasi mahasiswa
di Kampus Islam seperti IAIN Sunan Ampel Surabaya. Kamis
19 Januari 2012 ada pemilihan ketua seperti
HMJ Sosiologi yang akan dilaksanak di Ruang
Sidang Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya. Yang akan di ikuti oleh
seluruh Mahasiswa Sosiologi mulai dari semester satu sampai semester tujuh,
guna partisipasinya dalam pemilihan ketua dan sekaligus LPJ (laporan
pertanggung jawaban) dari ketua yang sudah habis jabatannya.
Acara
ini akan sangat berarti bagi mahasiswa, namun yang paling menjadi kendala besar
dalam pemilihan ini adalah calon independent yang tidak punya latar belakang
organisasi mahasiswa yang ia miliki. Tentunya berbagi strategi dan mental akan
di persiapkan olehnya. mereka yang
mencalonkan menjadi ketua yang independent bukan hanya dalam politik praktis
pemerintahan dalam suatu Negara namun, optimism para calon independent yang
menjadi kandidat dalam pemilihan ketua HMJ juga menjadi kendala, karna
sepanjang sejrahnya tidak ada mahasiswa yang mencalonkan dirinya menjadi ketua
yang berangkat secara independent. Tentunya harapan yang kuat tidak akan ada
pada kubu ini, melainkan kemungkinan besar berada dalam kubu yang mempunyai
latar belakang organisasi yang kuat dalam kampus.
Layaknya
sebuah Negara dalam pemilihan kepala Negara atau kepada daeah di berbagai
provensia bahwa partisipasi masyarakat menjadi penentu utama dalam
terealisasinya program dalam suatu organisasi, namun hal ini bukan Negara atau
politik praktis seperti apa yang sering kita lihat dalam keseharian baik di
Koran maupun di televise (TV) Ini hanya-lah miniature dari sebuah Negara dan
organisasi. Tetapi ini democration study (belajar demokrasi) dan belajar
politik bagaimana memimpin dan di pimpin. Jika Negara memimpi semua aspek
kehidupan di suatu Negara maka demokrasai kecil ini akan juga memimpin suatu
institusi dalam kampus.
Jika
dalam suatu Negara terdapat beberapa partai politik yang akan memperkuat
kandidikatnya maka dalam organisasi mahasiswa juga tidak kalah kandidikat yang
mencalonkan diri sebagai kandidika juga mengusung dari suatu partai. Istilah
partai di sini bukanlah apa yang terlintas dalam fikiran orang pada umumnya,
namun partai di sini adalah sebuah latar belakang organisasi yang dia ikuti
selama menjadi mahasiswa. Namun bukanya tidak sulit mencalonkan diri sebagai
ketua organisasi seperti HMJ dalam sebuh pertarungan politik, jika yang satunya
tidak mempunyai latar belakang organisasi atau mencalonkan diri sebagai kandidat
yang indevenden.
Sejalan
dengan pencalonan independen untu,k menjadi kandidikat pemilihan ketua HMJ maka Ada beberapa strategi yang di persiapkan
oleh calon independent untk memenangkan dalam pemilihan ketua HMJ Sosiologi
minimal ada 3 strategi (papar salah seorang calon independent) antara lain :
Pertama
: Optimism dengan di imbangan rasa tidak takut dan positif tingking
terhadap apa yang ada di sekitarnya. Jangan ada interpensi atau semcam
menakut-nakuti terhadap yang mau menjadi calon, maka dengan optimis kita akan
menang namun tidak sekedar optimism
naïf, tetapi di imbangi dengan misi yang jelas jika nanti terpilh menjadi
ketua.
Kedua
: calon tersebut berkarisma sepeti layaknya cirri-ciri leader artinya
mereka di pandang oleh masa sebagai orang yang mempunyai jiwa kepemimpinan yang
bagus dan bisa memimpin organisasinya kedepan. Juga mereka di angkat oleh masa
bukan berdasarkan pada materi akan tetapi kewibawaan yang di milikinya sehingga
mereka pantas untuk mencalon sebagai ketua Umum dalam sebuah organisasi.
Ketiga
: sosialisasi politik yang harus tepat pada sasaranya dalam artian
konsolidasi para calon ketengah-tengah masa harus mempunyai misi yang jelas dan
akurat sehingga bisa memberikan respon yang positif bagi masa dan masa akan
tertarik untuk memilihnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar